Mimpi Buruk


Suatu malam saya bermimpi. Mimpi yang sangat menakutkan sekali.

Kita tidak mau dikatakan pengecut, tapi kita sering bertindak seperti pengecut.

Apa sih pengecut itu? Tindakan pengecut menggambarkan ketidakberanian. Karena kita tidak berani, kitapun menyembunyikannya dalam keberanian bergerombol. Kita pengecut jika sendirian, namun tiba-tiba bertransformasi menjadi sosok yang gagah berani jika berada dalam kelompok. Kita ini manusia tanpa harga diri, manusia massa, bukan individu.

Keberanian itu masalah individu. Orang yang berani selalu memiliki landasan kebenaran yang universal. Kadang kita mengetahui kebenaran itu, tetapi tidak berani membelanya. Kita adalah pengkhianat kebenaran, takut mengambil resiko dan berubah menjadi mahluk pengecut. Kita tidak berani menanggung resiko kehilangan reputasi, jabatan, simpanan bank, atau persahabatan demi mempertahankan sesuatu yang takkan memberikan kita apa-apa kecuali martabat diri sebagai manusia.

Kita hanya merasa aman dalam gerombolan. Kita hanya berani atas nama golongan, ras, partai, jemaat, atau suku. Kita menjadi bagian dari suatu gerombolan yang tak berwajah. Di luar gerombolan, kita tak bermakna. Kalau sendirian, kita tak berharga. Tak punya pribadi, tak punya wajah, tak punya keberanian.

Kalau sudah seperti ini, tak jarang kita dengar suara-suara sinis para pengecut dengan sindiran sok berani, sok pahlawan, sok jago, atau pahlawan kesiangan. Buntutnya adalah kata-kata: yang penting aman.

Sungguh mimpi buruk yang sangat menakutkan, bukan?

0 comments:

Posting Komentar