Poligami Itu Bukan Singkatan Dari Polisi Mainan Origami! Bukan!

Bojo loro sawangane wenak, tapi asline ora! Enelan!

Di suatu sore, terjadilah sebuah percakapan ringan(?) antara dua orang yang saling tidak mengenal satu sama lain. Anehnya, mereka "mampu" berbincang dengan santainya walaupun bukan teman akrab.

Sahpuji: "Lho? Emang apa salah saya? Saya kan cuma melakukan apa yang sudah seharusnya saya lakukan: menikahi wanita yang saya cintai. Memang apanya yang aneh?"

Taulani: "Tindakan Anda memang tidak aneh, tapi apakah Anda sudah memikirkan konsekuensi dan akibat dari perbuatan Anda tersebut?"

Sahpuji: "Konsekuensi? Apa yang Anda tahu tentang sebuah konsekuensi? Tentang sebuah akibat? Semua itu kan terjadi di masa depan, dan siapa yang mampu menentukan masa depan? Anda?"

Taulani: "Baiklah, saya tidak mau berdebat tentang sesuatu yang belum pasti seperti masa depan. Tapi, apakah Anda pernah memikirkan perasaan orang lain tentang perbuatan Anda ini? Misalnya, apakah Anda tidak khawatir bahwa perbuatan Anda ini nantinya akan melukai perasaan orang-orang?"

Sahpuji: "Wah, jika saya menuruti perasaan orang-orang, bisa-bisa saya tidak jadi menikah. Tiap orang kan beda-beda pendapatnya. Ada yang menghujat, ada yang cuma bisik-bisik di belakang, ada yang cuek, malah ada juga yang akhirnya menyerah dan mendukung saya"

Taulani: "Kalau saya boleh tahu, siapa saja yang mendukung rencana Anda?"

Sahpuji: "Cuma satu orang sih. Istri saya. Itupun setelah saya mengatakan bahwa saya akan menceraikannya jika ia menghalangi niat saya"

Taulani: "Lho? Jadi Anda sudah beristri?"

Sahpuji: "Sudah"

Taulani: "Wah, ternyata Anda lebih hebat dari yang saya duga. Saya kira ini hanya menjadi pernikahan beda usia yang sangat ekstrim, tapi ini lebih dari itu. Anda sudah menjadi 'manusia spesial'. Omong-omong, Anda sudah pernah merasakan jadi seorang perempuan? Atau pernah punya angan2 jadi wanita? Oh iya, apakah Anda pernah membayangkan rasanya dimadu?"

0 comments:

Posting Komentar